20 Feb 2011

Sms Dari Tuhan BY Budi Hartono............

Sms Dari Tuhan


Bahaya, ya ini sangat berbahaya. Bagaimana tidak, aku merasakan hal ini seperti hendak memecahkan seluruh kegelisan diri. Barusan Sang Petani itu memberitahukan (menurut daya tangkap kuping saya, yang pastinya masih belum tahu, apakah tergolong hadits shahih, ataupun daif, tapi saya tidak peduli dan memang tak peduli) ” Awallu wajibin alal insani, makrifatul ilaihi bistiqani” bahwa, kewajiban awal dari seorang manusia adalah mengetahui Tuhannya (makrifah) dueeeengggg, hayohhhh…pusing kan kamu, Bud! Kok bisa? lha bagaimana tidak pusing, wong mengetahui Tuhan itu sebagai kewajiban awal kok bung? piye jal? sementara sehabis dibrojolkan, bukankah kita lebih dikenalkan pada suasana lingkungan kehidupan? beserta tetek bengek, dan keluh kesah dunia?


Aku duduk termenung (bukan sebab banyaknya hutang) tapi untuk menimbang dan berlinang lagi. Ah, aku harus mencariNya kemana? sejenak kemampuan otak kuberdayakan setengah paksa. Sengaja kugali dari segala tumpukan otak kecilku, namun seringnya hanya menemu jenis pikiran tentang dunia saja (mungkin karena selama 12 tahun, hanya mencicipi pendidikan barang imporan dari negara barat saja. Maka hanya ‘ngelu’ bercampur rindu. Salim, Allahumma salim ya Rabb..


Samar kudengar bunyi sms dari HPku, begitu ku buka ternyata dari Sang Petani yang isinya, Man arafa nafsahu faqod arafa Rabbahu…dst (kenalilah dirimu maka kau akan kenal Tuhanmu) yaahhhh…payyaah ! katanya tadi wajib pertama adalah mengenal Tuhannya, lha kok sekarang saya harus berkenalan dengan diri sendiri? bukankah setiap hari saya bertemu dengan Saya? makan minum, mandi kencing, tidur dan berjalan juga bersama?apa masih kurang?apa masih ada bagian diri yang belum saya ketahui?atau adakah dari saya yang saya sembunyikan?bagaimana ini sih!


Aku duduk termenung (bukan sebab banyaknya hutang) tapi untuk menimbang dan menimbang lagi. Ah, lalu mencarinya kemana? sejenak kemampuan otak kuberdayakan setengah paksa. Sengaja kugali dari segala tumpukan otak kecilku, namun seringnya hanya menemu jenis pikiran tentang dunia saja (mungkin karena selama 12 tahun, hanya mencicipi pendidikan barang imporan dari negara barat saja, lupa pada kebijakan Jawa. masih ‘ngelu’ bercampur rindu. Salim, Allahumma salim ya Rabb..


Oh..Tuhan, bahkan untuk mengenali diri saya saja sudah susah setengah mati, apalagi untuk mengenalMu. Baiklah, Tuhan pula engkau ( wahai) Sang Petani, aku sungguh belum mengenalMu bahkan mengenal diri sendiri, tapi yang kuingat aku hanyalah seorang lelaki yang bodoh, malas, sholatnya masih sering bolong atau kadang kadang sedikit bohong campur sombong.


sejenak dari palung hati yang terdalam ada semacam angin yang terasa merambat, mak ceessss…dingin seperti sebuah bongkahan es batu. Apa ini, ini apa?


tiba tiba, tiiit…tiiit…tiiit…tit, ada sms lagi, Hah? dari siapa lagi? jangan jangan dari Sang Petani?memangnya mau menawarkan pupuk? ini saja sudah setengah mati kok? sedikit deg degan ku tekan pesan masuk, di situ ada tulisan begini:


Fat taqullaaha mas tatha’tum was ma’uu wa athii’uu wa anfiquu khairal li anfusikum wa may yuuqa syuhha nafsihii fa ulaa ika humul muflihuun (QS. 64-16)


pengirim 411


lekas ku cari terjemahan surat tersebut (maklumlah bukan orang Arab)


maka bertaqwalah kamu terhadap Tuhan, menurut kesanggupanmu, dengarkan & taatilah serta belanjakanlah hartamu (amal). Barang siapa yang dipelihara dari sifat kekikiran diri, maka mereka itulah yang beruntung.


dan kemudian menangis seperti kejatuhan hujan pertama di musim kemarau


Terimakasih Tuhan, engkau memang sangat baik..


dan memang sangat baik…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar