20 Feb 2011

Akulah Nafasmu

aku benci dengan hujan


memberi basah dan membuat resah


berasa dingin dan sangat membuatku lelah


hujan…


kau memang bedebah


dingin paling terkutuk yang kita punya adalah kesendirian
yang kita hanya sanggup meringkuk di tepi ruangan
merutuk rutuk detak jam yang tak kunjung memutar
menunjuk-nunjuk rindu yang tak pernah memudar


aku bosan dengan kesendirian


benci dengan ruang


dua kata yang akan membunuhku


percuma hanya bisa meringkuk dalam rindu


Persetan !!


kita pernah berkunjung ke ranah kata


kata berhamburan dan berserakan
tak tentu arah
padahal kita tahu itu adalah dera yang kedua
setelah luka yang tak kunjung ada penawarnya
maaf!!!


apa sebaiknya aku membunuhmu lewat kesendirian dan ruang saja?


itu lebih baik
dari pada kamu hanya melihatku
membiarkanku terdiam


membeku dan membisu dalam gelap


ruangan ini senyap pengap
aku tak mau mati pelan-pelan
maukah kau membunuhku


sekelebat duka adalah pisau tertajam yang aku punya
aku tak tahu menghujamkannya kemana
hatimu terlau teduh untuk tertusuk oleh luka


kau tahu aku begitu mencintaimu


tapi aku butuh ketajaman pisaumu
tancapkan disini
hujamkan sedalam rindu agar aku cepat mati
dan tak kan bisa merasa dan melihat apa-apa lagi


tanpamu aku adalah debu
menggumpal oleh setitik rintik
aku ada untuk menjagamu
bukan memotong nadi yang berdenyut seiring nadanada


aku hampir kehabisan darah
detak ini sudah melemah
kasihani aku
bunuh saja diriku secepatnya
atau
bisakah kau beri sedenyut nada untukku
agar aku bisa merangkai kata
dan melangkah menujumu


aku adalah desahmu
bangun dan kecup aku


beri sentuhanmu untukku
agar aku punya kekuatan untuk mengecupmu


Ditulis oleh : Fera Nuraini dan (sementara) Mas Lingga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar