17 Jan 2011

Amien Rais: Pemimpin Negeri Ini Sakit Jiwa

Amien Rais: Pemimpin Negeri Ini Sakit Jiwa
http://monitorindonesia.com/2011/01/...ni-sakit-jiwa/


KETUA Majelis Pertimbangan Pusat Partai Amanat Nasional itu mengibaratkan, negara Indonesia bagaikan sebuah rumah dengan cat warna bagus yang terletak dipinggir jalan.


Nah, karena letaknya strategis dan memiliki berbagai barang berharga, rumah tersebut selalu menjadi incaran orang lain. Akibatnya, banyak orang yang mengambil barang-barang berharga di rumah tersebut.


‘’Ada kulkas, ada lemari, ada televisi diambil orang semua,” katanya dalam pidato politiknya di acara pelantikan pengurus PAN Jawa Tengah, hari ini, Jumat (14/1/ 2011).


Celakanya, lanjut Amien, kepala rumah tangga yang memimpin keluarga tersebut justru diam saja. ‘’Malah cengingisan. Kepala keluarga ini sudah sakit jiwa,” cetusnya.


Bahkan, pada saat orang lain mengambil anak dan istrinya, kepala keluarga tersebut hanya tenang-tenang saja.


‘’Lha, pemimpin di negeri ini ya seperti itu. Gas, batu bara, minyak, dan kekayaan alam dikeruk habis ke luar negeri tapi pemimpinnya ya diam saja.” “Pemimpin seperti ini telah sakit jiwa,” ujarnya, yang disambut tepuk tangan hadirin.


Mantan Ketua Umum PP Muhammdiyah itu tak menyebut secara jelas siapa pemimpin yang dimaksud. “Seluruh pemimpin di negeri ini. Tak hanya presiden, wakil presiden, menteri-menteri tapi juga para anggota DPR. Semua seperti sakit jiwa,” katanya.


Ia juga menilai para pemimpin hanya diam saja meski sudah ada kerusakan di negerinya. Menurut Amien, hal itu seperti “seekor monyet yang kena tulip.


“Monyet tersebut hanya diam dan tidak mencegah kerusakan dan pencurian yang dilakukan orang lain.


Para pemimpin negeri ini juga sudah lupa dengan janji dan falsafah negeri Indonesia. Amien Rais condong menggunakan kata “lupa” dibandingkan dengan kata bohong yang diungkap para pemuka agama beberapa waktu lalu.


“Sebab, kata bohong bisa menimbulkan konflik diantara bangsa ini,” ujarnya.


Menurut dia, para pemimpin negeri ini telah melupakan pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945. Pasal 33 tersebut terdiri dari empat ayat yang intinya seluruh kekayaan alam Indonesia harus diperuntukan untuk kesejahteraan rakyat.


“Pemimpin tak pernah hayati pasal ini. Nyatanya, seluruh kekayaan bangsa Indonesia dipakai secara pribadi-pribadi. Mereka menggerus dan mengabaikan kepentingan rakyat,” kata Amien.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar