Sufi menengadahkan kedua tangan
Memohon Ridho Tuhan semesta alam
Rintih pilu mengisi relung kalbunya
Menatap jejak rusak, hancur, luluh lantak..
ceceran darah menyapu bumi
tetes air mata menghentak hati
Angin apa gerangan…. ?
Kehancuran yang dibuatnya setara dengan kekuatan dahsyat
Tangan-tangan berbalut murka, amarah, dengki, benci..
Inikah wajah sang raja jahannam… ?
Atau ini hanya sisi wajah api.. ?
Api yang berhembus dari kedalaman jahannam??
Api yang terburai dari kerak-kerak kenistaan?
Atau hanya tiupan lembut sang durjana?
Angin.. api.. merah.. hitam jelaga..
seringainya mengintip di relung reruntuhan jiwa
taringnya menyisakan kerlip nestapa
dajjal?
dajjal kah pengendara kembusan angin panas membakar ini?
Duhai….
iman yang tegak berdiri
balut utuh dengan cinta, kasih sayang, kesabaran, keikhlasan
Hembusannya tak kan mampu menggoyah
tak mempu merobohkan jiwa
ulurkan tangan
ulurkan cinta, ulurkan kasih
tebar sebagai benih
semai dengan gigih
Jangan tercerai, jangan terburai
Jangan menyerah
Jangan mencaci, jangan memaki
Sudahi, sudahi, sudahi……
Tundukkan hati ke bumi..
Sujudkan Kalbu hanya pada Ilahi Robbi…
Kau, Aku, Dia, Mereka
Kita sama, kita satu…
Tapi tidak dengan Dajjal dan angkara murka..
(mengenang hembusan angin di Pandeglang dan Temanggung)
bagus
BalasHapuspurwati
http://purwatiwidiastuti.wordpress.com
http://purwati-ningyogya.blogspot.com
http://purwatining.multiply.com