9 Feb 2011

SUSAH NYA MENGEJAR SABAR ........... BY INDY BARENDS.....

Beberapa tahun belakangan ini saya punya banyak niat ini itu. Tapi beberapa tahun belakangan ini juga, rasanya kok nggak bisa mewujudkan apapun juga, ya? Contohnya, rajin olahraga biar badan lebih sehat. Akhirnya seperti biasa tinggal rencana. Mau lebih bisa mengatur keuangan, menahan nafsu nggak kebanyakan makan (akibat naksir isi piring orang lain), nahan emosi, dan juga lebih bijaksana dalam ‘berbelanja’; akhirnya juga tinggal rencana.


Dan kemudian saya mengambil kesimpulan, bahwa punya rencana ini itu, pada akhirnya yang paling dibutuhkan adalah niat. Karena untuk mewujudkan sesuatu, kalau niatnya nggak komplit, pasti susah berhasilnya. Semuanya balik lagi ke niat dan harus dilakukan pelan-pelan. Dan yang kedua, dibutuhkan kesabaran yang besar. Terdengar simple ya? Tapi ternyata mewujudkan sebuah niat dan melakukan niat tersebut dengan sabar itu susahnya minta ampun. Ada aja cobaan dan rintangan yang menghadang.


Akhirnya setiap hari saat bangun tidur, saya selalu menyelipkan doa yang satu ini. “Tuhan, izinkan saya, di atas segalanya - selain boleh balik lagi ke tempat tidur ini - tolong saya agar bisa sabar dan selalu kasih senyum ke setiap orang dan ke diri saya sendiri.”


Tiap hari ada saja ujian yang harus dilalui untuk jadi orang yang sabar. Contohnya, untuk sebuah photo shoot, yang sudah disiapkan dari jauh hari. Pada hari H, supir datang terlambat. Sementara jalan dari rumah menuju tempat pemotretan cukup jauh plus macet. Senewen. Sampai di tempat tujuan, terjadi salah paham dengan makeup artist. Saya berpikir dia belum datang, sementara saya sudah harus mulai dandan. Senewen. Saya mencoba bersabar dan berpikir praktis. Yang penting pensil alis andalan harus ada, plus blush on serta bedak compact. Nggak lama muncul lah si makeup artist. Ternyata dia sudah datang dari tadi dan kita saling nggak tahu karena miskomunikasi yang sepele.


Cobaan ketiga, tiba-tiba perut mules dan artinya saya harus ‘setoran’. Lokasi toilet cukup jauh, tapi ‘keadaan’ ini udah nggak bisa dikompromi lagi. Walaupun jauh, tapi bersih. Begitu ‘urusan’ selesai, ternyata nggak bisa di-flush. Senewen. Dalam hati saya ngebatin; "Ya Tuhan, saya musti beli sabar di mana, pagi ini?" Untung di toilet disediakan ember, dan ada keran yang aliran airnya cukup kecil. Saya harus bersabar lagi dan menunggu sampai ember terisi.


Manusia boleh berencana, tapi ada saja yang terjadi diluar rencana manusia. Kuncinya, kita harus bersabar ketika menjalankan hal apapun. Niat harus seiring sejalan dengan sabar.


Sabar diperlukan setiap saat. Apalagi saat banyak hal yang sudah kita rencanakan meleset. Menghadapi segala sesuatu dengan kepala dingin, hasilnya akan lebih oke daripada marah nggak keruan. Marah juga nggak bagus buat kesehatan, lho. Sabar juga diperlukan dalam hal memilih menu yang akan dimakan. Entah kenapa rumput tetangga alias pesanan orang lain selalu terlihat lebih enak.


Sabar, oh sabar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar