6 Feb 2011

Pelajaran Berharga dari Kematian Adjie Massaid Menurut Pandangan Islam............Bakaruddi Is

Pelajaran Berharga dari Kematian Adjie Massaid Menurut Pandangan Islam


 


Almarhum Adjie Massaid dan istri
Kehidupan dan kematian, merupakan ciptaan Allah, dan hanya Dia-lah yang Maha Menentukan segala sesuatu. Allah berfirman: “Maha Suci Allah yang di-Tangan-Nya segala Kerajaan dan Dia Maha Kuasa atas Segala sesuatu, yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia Menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya, Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun” (Al Mulk:1-2)



Arikel ini bersifat umum peringatan bagi kita semua termasuk penulis. Kebetulan Jum’at malam ada seorang yang sangat terkenal, mungkin semua rakyat Indonesia mengenalnya, seorang mantan aktor yang cukup terkenal, mantan suami seorang penyanyi terkenal, dan seorang politisi anggota DPR yang muda dan tampan, yang dapat kita ambil pelajaran yang sangat berharga dari kematiannya.



Kematian Adjie Massaid



Sebagai artis dan anggota DPR, nama Adjie Massaid memang dikenal luas oleh masyarakat. Tak heran jika pemakaman Adjie hari Sabtu (5/1) dihadiri oleh ribuan warga masyarakat yang ingin memberikan penghormatan terakhir untuk politisi Partai Demokrat itu. Adjie Massaid dimakamkan di TPU Jeruk Purut, Jakarta Selatan, Sabtu (5/2/2011) pukul 12.15 WIB, ribuan orang menyemut di sekitar tempat Adjie dimakamkan. Bahkan ada sebagian warga yang terlihat menangis.


Berdasarkan laporan di Detik News, istri Adjie, Angelina Sondakh, terlihat tidak mampu menahan kesedihannya. Mantan Putri Indonesia itu terlihat terus berlinang air mata dan tak mau beranjak dari samping peti yang membungkus jenazah suaminya.


Sementara itu mantan istri Adjie, Reza Artamevia yang memegang foto Adjie juga tidak kalah sedihnya. Mata Reza terlihat merah dan sembab karena menangis. Seluruh kerabat Adjie dan Angie juga terlihat sedih


Adjie Massaid meninggal pukul 02.00 WIB Sabtu dinihari di tengah breaking news TV yang menyiarkan siaran langsung dari Al Jazeera tentang demonstrasi besar-besaran rakyat Mesir yang menginginkan Presiden mereka Hosni Mubarak mundur.. Adjie sempat dibawa ke RS Fatmawati, namun nyawanya tidak tertolong lagi. Adjie meninggal dunia karena serangan jantung.



Kematian adalah Rahasia Allah



Allah berfirman dalam Al Qur’an: “Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati”, “apabila sudah tiba saatnya, tidak dapat dimajukan atau dimundurkan walau satu detik-pun” (Al Ayat).



Ada orang yang meninggal ketika masih dalam kandungan, ada orang yang meninggal sesaat setelah dilahirkan. Ada yang neinggal di usia balita, atau di usia remaja. Ada yang meninggal hanya beberapa hari sebelum rencana pernikahannya. Begitulah, manusia dapat mati kapan saja, tidak pandang usia, apakah bayi, muda atau tua, semua akan mati bila ajal tiba.



Cara matinya pun bermacam-macam. Ada yang meninggal di tempat tidurnya sendiri di rumahnya, ada yang meninggal di atas perut seorang pelacur, ada yang mati tertabrak pesawat yang jatuh, ada yang meninggal karena tertembak polisi saat melarikan diri karena berbuat kejahatan. Ada yang mati di meja operasi, ada ibu yang kehilangan nyawa saat melahirkan. Ada yang tewas dalam kecelakaan pesawat udara, tenggelam di laut dlsb. Tapi kematian yang paling indah adalah saat berjuang di jalan Allah atau saat menjalankan ibadah. Insya Allah meninggal dengan khusnul khotimah.



Begitulah, kematian merupakan rahasia Allah, Hanya Allah yang tahu kapan kita mati, dimana dan dengan cara apa. Oleh karena itu, mestinya kita harus selalu siap kapan saja ajal akan menjemput kita. Caranya?. Perbanyaklah amal ibadah dan selalu mengingat mati. Hadist Rasulullah SAW menyatakan bahwa, orang yang pintar bukan seorang profesor atau doktor, tetapi orang yang selalu ingat bahwa dia akan mati, dan dia telah menyiapkan diri untuk menyambut kematian itu.



Kita Tak Mungkin Dapat Menghindari Kematian



Kita tidak mungkin dapat menghindar dari kematian, walaupun kita bersembunyi di dalam benteng yang kokoh. Allah berfirman: ”Di mana saja kamu berada, kematian akan menemui kamu, walau kamu berada dalam benteng yang tinggi dan kokoh” (An Nisa 78).



Kita juga tak mungkin dapat lari dari kematian itu. Perhatikan ayat berikut: ”Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari darinya, maka kematian itu akan menemuimu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada Allah, yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan” (Al Jumuah 8)



Setiap yang Bernyawa Akan Merasakan Kematian



Firman Allah:”Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati kecuali dengan izin Allah sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barangsiapa mnghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia, dan barangsiapa menghendaki pahala akhirat, maka akan Kami berikan pula kepadanya pahala akhirat. Dan Kami akan memberi balasan bagi orang-orang yang bersyukur” (Ali Imran 145)



Kita hidup di dunia hanya sementara untuk beribadah, untuk menyiapkan bekal kehidupan di Akhirat kelak. Allah berfirman: “Tidak-lah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku” (Al Ayat). .Jangan sampai kita tertipu oleh syaitan, sehingga kita lebih mementingkan kehidupan dunia. Dunia jangan dijadikan tujuan hidup, tapi jadikan sarana untuk mencapai kehidupan yang sebenarnya, kehidupan yang abadi di Surga.



Rasulullah SAW bersabda, bahwa kita hidup di dunia bagaikan seorang musafir yang sedang dalam perjalanan yang sangat jauh. Kita singgah sebentar berteduh di bawah sebuah pohon, lalu akan melanjutkan lagi perjalanan yang sangat panjang



Kehidupan di dunia ini dibanding dengan kehidupan di Akhirat bagaikan kita masuk ke dalam WC untuk buang hajat, hanya sebentar sekali dibanding dengan kita berada di ruang lain di rumah kita. Kalau kita membangun rumah kita di dunia ini sedemikian bagus dan mahalnya, itu sama saja dengan kita membangun WC dari emas. Percuma saja.


Kehidupan dunia hanyalah senda-gurau dan main-main. Hanya sebentar. Umur kita yang 60-79 tahun ini sebenarnya hanya dalam hitungan menit waktu di Akhirat,. Satu hari waktu Akhirat sama dengan seribu tahun waktu Dunia. Hidup di dunia hanya sementara, sedang kehidupan Akhirat tak pernah berakhir, abadi selama-lamanya. Abadan abada.



Dunia akan kita tinggalkan, dan itu pasti, lebih pasti daripada tebitnya matahari di pagi hari di sebelah Timur, karena menjelang Hari Kiamat matahari akan terbit dari Barat.



Kita Hanya Membawa Kain Kafan dan Amal Saleh



Setinggi apapun jabatan kita, sehebat apapun kedudukan kita, sebanyak apapun uang dan harta kekayaan yang kita miliki, sesayang apapun kita kepada keluarga, istri atau suami dan anak-anak, suatu saat mereka semua akan meninggalkan kita. Kalau bukan mereka yang meninggalkan kita, maka kitalah yang akan meninggalkan mereka, dan itu pasti terjadi, hanya soal waktu, cepat atau lambat.



Kita akan kembali kepada Allah dengan meninggalkan itu semua. Kita hanya ditemani dua helai kain putih, kain kafan. Keluarga kita, istri atau suami dan anak-anak dan cucu-cucu harta (mobil), hanya mengantar kita sampai ke kuburan.



Tapi hanya amal saleh dan ibadah, yang setia menemani kita sampai ke liang kubur. ”Amal ibadah yang paling utama setelah iman kepada Allah adalah Shalat. Apabila Shalat baik, maka akan baik pula amal ibadah yang lain. Apabila shalatnya rusak, apalagi tak shalat sama sekali, maka amal ibadah yang lain tidak akan dilihat sama sekali” (Al Hadist)



Dan pahala yang paling besar ganjarannya di sisi Allah adalah pahala jihad, karena sesaat saja kita keluar di Jalan Allah lebih besar pahalanya daripada pahala seluruh ibadah kita selama kita hidup yang kita jalankan saat bersama keluarga.. Namun perlu saya tegaskan, bahwa jihad bukan membunuh manusia seperti para terorist itu, tapi mengajak manusia untuk taat kepada Allah. Membunuh serorang manusia, seolah-olah kita membunuh seluruh umat manusia. (Al Qur’an).



Perumpamaan antara Keluarga, Harta dan Amal Soleh



Suatu ketika Nabi SAW bertanya kepada para sahabanya: “Tahukah kalian bagaimana perempamaan kalian dengan sanak saudara kalian, harta kalian dan amal perbuatan kalian?”. Atas keinginan para sahabat, Nabi SAW bersabda: ”Perumpamaannya bagaikan seseorang yang mempunyai tiga sauadara”.



Menjelang kematiannnya, ia memanggil saudara-sauadaranya dan berkata: “Saudara-saudaraku, kalian telah mengetahui bagaimana keadaanku kini?”. Saudaranya yang pertama menjawab: “Aku akan menyayangimu, aku akan mengobatimu, dan aku akan melayani segala keperluanmu. Jika kamu meninggal dunia, aku akan memandikanmu, mengkafanimu, dan menguburkanmu. Lalu aku akan selalu mengingat kebaikanmu”. Sabda Nabi: “Saudara seperti ini adalah keluarga dan sanak-saudaramu”.



Kemudaian pertanyaan yang sama diajukan kepada saudaranya yang kedua. Lalu dijawab: “Aku akan bersamamu selama engkau masih hidup. Jika kamu meninggal dunia, aku akan pergi kepada orang lain”. “Saudaranya ini adalah hartanya”.



Kemudian ia memanggil saudaranya yang ke-tiga, dan menanyakan hal yang sama. Maka dijawab: “Walaupun di dalam kubur aku akan tetap bersamamu. Akan ku tenangkan hatimu jika akan dihisab, dan aku akan meberatkan timbangan amal baikmu”. Saudaranya yang ketiga ini adalah amal salehnya”



Sabda Nabi SAW: “Sekarang sebutlah, manakah yang menjadi pilihanmu?”. Para sahabat r.hum menjawab: “Ya Rasulullah, jelas saudara yang terakhir itulah yang kami pilih. Yang pertama dan kedua kurang bermanfaat”



Keselamatan di Kubur Sebagai Barometer



Kubur adalah tempat persinggahan pergantian antara dua alam. Kubur adalah akhir dari kehidupan dunia, sekaligus awal kehidupan Akhirat. Alam kubur adalah barometer untuk kehidupan selanjutnya. Bila kita selamat di alam kubur, insya Allah akan selamat juga saat kita meniti Jembatan Syirat dan kehidupan di Akhirat selanjutnya.



Begitu juga di Alam Mahsyar yang sangat dahsyat dimana matahari begitu dekat di atas kepala kita. Kalau di alam Mahsyar kita selamat, insya-Allah ke Surga-lah kita akan kembali. Suatu tempat yang sangat diinginkan oleh setiap manusia, tempat nenek moyang kita dulu berasal, Adam dan Hawa. Semoga kita kelak akan masuk ke dalam Surga karena Kasih dan Sayang Allah. Amin ya Robbal A’lamin.



Rasulullah bersabda: “Perbanyaklah mengingat maut. Di kubur tiada seharipun yang terlewat kecuali kubur akan berkata: “Aku rumah yang tidak mengenal persahabatan, aku rumah kesendirian, aku rumah yang penuh tanah, aku rumah ulat-ulat”.(Al Hadist)



Sambutan Kubur Terhadap Orang Beriman dan Beramal Saleh



Apabila seorang Mukmin diletakkan di dalam kubur, maka kubur akan berkata: “Selamat datang wahai Fulan, bagus engkau telah datang. Di antara orang-orang yang tinggal di atas bumi, engkaulah orang yang paling aku sukai. Sekarang engkau telah tiba, maka aku akan berbuat yang terbaik untukmu”. Lalu kubur akan melebar seluas pandangan mayit, dan akan dibukakan salah satu pintu Surga baginya, sehingga berhembuslah angin Surga kepadanya, dan akan tercium harumnya Surga.



Perlakuan Kubur terhadap Orang Ingkar dan Tidak Beriman



Dan jika seorang yang berakhlak buruk di masukkan ke dalam kubur, maka kubur akan berkata: “Tiada ucapan selamat datang bagimu. Sangat buruk kedatanganmu ini. Dari semua orang yang berada di atas bumi, kamulah orang yang paling kubenci. Sekarang kamu datang kepadaku. Maka lihatlah bagaimana aku memperlakukan dirimu”



Kemudian kubur akan merapat dan terus menghimpitnya, sehingga tulang rusuknya saling menikam. Lalu datanglah 70 ekor ular untuk menyilksanya. Jika satu tetes saja dari bisa ular itu jatuh ke bumi, tidak sehelai rumputpun yang dapat tumbuh di atas bumi. Ular itu terus menerus mematukknya sampai hari Kiamat. Sabda Nabi: “Kubur adalah taman dari taman-taman Surga, atau jurang dari jurang-jurang Neraka”.(Al Hadist)



Pengadilan di Akhirat Yang Sangat Adil



Pengadilan di Akhirat adalah pengadilan yang paling adil, tidak seperti pengadilan di dunia ini. Pada Pengadilan di Akhirat, tidak ada saksi palsu, tidak ada jaksa penuntut umum yang korup, tidak ada hakim yang korup, tidak ada polisi korup, tidak ada advokat yang tukang berbohong dan menerima suap demi untuk memenangkan perkara yang ditanganinya.



Yang diadili atau para terdakwa tidak bisa berbohong lagi seperti di dunia, karena yang berbicara bukan mulutnya yang suka berbohong, mengingkari kejahatan yang telah dilakukannya atau mengakui sesuatu yang tidak pernah dilakukannya. Mulutnya terkunci rapat, tak mampu bicara, terkunci rapat.



Yang bicara sebagai saksi adalah segala anggota tubuh. Bagi seorang pe-zinah misalnya, otaknya akan mengaku bahwa dia-lah yang merencankan zinah itu, hatinya akan mengaku bahwa dirinyalah yang menginginkannya, kedua kakinya akan bersaksi bahwa merekalah yang berjalan ke tempat perzinahan, kedua tangannya bersaksi bahwa merekalah yang memegang dan membelai pasangan mesumnya, kedua matanya akan mengaku bahwa merekalah yang menatap mata dan memandang lawan mainnya, mulutnya akan berksaksi bahwa dialah yang tukang merayu, kedua telinganya akan mengaku bahwa merekalah yang mendengar segala rayuan gombal itu, hidungnya mengaku bahwa dialah yang mencium orang yang mestinya bukan haknya, lalu bibirnya akan mengiyakan bahwa mereka juga ikut bermain.



Begitu juga untuk tindak kejahatan lainnya seperti korupsi, mafia hokum, mafia pajak, minum minuman keras, narkoba, berbuat zalim kepada orang lain termasuk kepada rakyat bagi seorang pemimpin, tingkat apapun pimpinan tersebut, semua akan diminati-pertanggung jawabanyya.


Akhirul Kalam


Kematian begitu menakutkan, tapi tak bisa dihindarkan, dan itu pasti akan terjadi pada setiap insan yang telah dilahirkan. Kematian tidak pandang bulu, bisa datang setiap waktu tanpa peringatan terlebih dahulu Untuk menghadapi kematian hanya ada satu jalan, perkuat iman dan perbanyak ibadah dan amal saleh.kepada Tuhan



Semoga artikel ini bermanfaat adanya untuk mengingatkan kita semua bahwa kitapun akan mati, dan dinilai Allah sebagai amal baik bagi kita, penulis dan pembaca.



Selamat jalan ikhwan kami Adjie Massaid


Semga Allah mengampuni dosa-dosa dan menerima segala amal ibadahmu dan keluarga yang ditinggalkan tabah menerima cobaan yang teramat berat ini. Amin


 


Depok, Ahad ,6 Februari 2011



Bakaruddi Is



Tidak ada komentar:

Posting Komentar