27 Feb 2011

Memoar CintaQ… dan Anda....... By .Ria Supratman......

Memoar CintaQ… dan Anda


” Kenapa Anda belum menikah??? “


Pertanyaan itu seperti petir di siang bolong. Sangat tepat lagi ditanyakan pas di suasana keramaian dan PAS lagi nada pertanyaannya bisa terdengar oleh manusia seantero ruangan itu.


” Anda suka pilih-pilih pasangan yah??? “


” Barangkali standarnya terlalu tinggi, sampai-sampai banyak yang tidak berani untuk maju…”


” Hati-hati loh,,umur ntu dah hampir tua…”


Kutarik nafas pelan-pelan….


Lalu kupandangi manusia ini baik-baik. Sempat terfikir di benakku jika kondisi ini diputar dalam sesi kartunnya maka Si Manusia satu ini SUDAH pasti kulipat-lipat dan kumasukkan ke dalam dompet lalu KUTENDANG ke langit sampai muncul kilatan bintang.


Lalu kuberjalan mendekatinya,,,sambil membisikkan kata: ” Karena sebagian besar lelaki yang kukenal itu SAMA dengan Anda…” sembari berlalu meninggalkannya yang masih kebingungan.


” Kenapa Anda belum Menikah??? “


Pertanyaan ini yang selalu datang di hidupku selama beberapa bulan terakhir. Kalau LSI ( Lembaga Survey Indonesia ) ikut andil dalam penentuan persentase munculnya pertanyaan ini maka hasilnya pun akan sangat meyakinkan kalau setiap kenalan lama yang baru ketemu lagi,,,pertanyaannya pasti seputar MENIKAH.


Baru beberapa bulan ini pun aku mulai menganalisis gejala tersebut karena saking keseringannya memoriku menangkap pertanyaan serupa. Efek yang berulang-ulang itu membuatku mulai untuk menganalisis, kenapa???


Dalam proses tafakkurku tentang kata: Kenapa???


Akupun mulai mempertanyakan juga : Kenapa???


Kenapa??? Orang-orang sering mempertanyakan hal itu. Apakah kemudian aku ini adalah sebuah virus??? Yang harus segera diamankan dalam sebuah sesi pernikahan???


Atau Aku adalah pengancam stabilitas keamanan rumah tangga seseorang sehingga Aku harus di evakuasi???


Atau karena umurKu yang KATANYA sudah tidak MUDA lagi, membuatKu harus SEGERA diselamatkan???


Itulah seputar pertanyaan dari kata: Kenapa???


Akupun mulai menjawab sendiri beberapa pertanyaan yang muncul tersebut.


Aku merasa bahwa aku masih SANGAT nyaman dengan hidup sendiri,,,meskipun toh ada rasa bahagia melihat beberapa teman telah berkeluarga.


Aku pun merasa bahwa Aku bergaul dalam tataran yang wajar-wajar saja. Memang sih teman laki-laki lebih banyak dari teman perempuan,,,tapi BUKAN karena pengen tebar pesona atau lagi “mengincar” seseorang. Tapi, emang karena dari jaman BAHULA saya lebih suka berteman dengan lawan jenis itu disebabkan ketika Aku masih dalam kandungan ternyata Kromosom Y lebih mendominasi secara essensi daripada Kromosom X sehingga yang terlahir adalah wanita, namun pola pikir sedikit maskulin dengan segala rasionalitasnya.


Aku merasa lebih nyambung ketika berdiskusi dan bercerita dengan Si Mahluk yang satu itu. Lebih rasional dan solutif daripada harus berdiskusi dengan Perempuan yang sebagian besar ketika di ajak bertukar pendapat,,,perasaan dan keTIDAKrasionalan jiwanya yang diutamakan, sehingga solusi sulit didapatkan,,menurutQ sih..^_^ piss


Aku pun merasa BUKAN tipe wanita penggoda,,,xixixixi


Yang kerjaannya sedikit-sedikit tebar pesona,,, mengumbar kecantikan,,,meliuk-liuk seperti cacing kepanasan ketika sedang berada satu forum dengan Mahluk yang satunya itu.


Aku merasa Malah lebih sering berkonfrontasi ” berdebat” dengan mereka apalagi ketika kita dihadapkan oleh sebuah persoalan yang membutuhkan solusi tepat dan efisien terutama ketika dalam berorganisasi ataupun soal pekerjaan.


Jadi, Aku pun mulai bertanya lagi,,Kenapa???


TIDAK ada hal yang membuatku HARUS segera diselamatkan, dievakuasi, ataupun diamankan…


Sewaktu SMU akupun pernah merasakan yang namanya ” Pacaran”…


Gelora jiwa Muda yang penuh semangat disebabkan juga karena semua teman-teman SMU ketika bertemu Obrolan WAJIBnya adalah seputar kegiatan kemarin dengan si Dia…


Nah,,,PAS banget ada yang “nembak” lalu terjadilah “Gayung Bersambut” itupun terjadi hanya sekitar 3 bulan jujur karena Akupun merasa bahwa Tidak terlalu merasa butuh dengan namanya “Pacaran”


Ketika kuliah,,,pun mulai terjebak dengan aktivitas pengajian yang semua kata-kata tentang lelaki, pacaran, hati, cinta mulai diorganisir dengan baik…


Cinta yang terarah, cinta yang berkualitas, dan cinta yang hakiki mulai diperkenalkan.


Alhasil dogma tentang ” Laki-laki BAIK hanya untuk Wanita BAIK saja ” terpatri kuat dalam diri. Semenjak itu TIDAK ada keinginan untuk mencoba ataupun mencicipi kembali kisah CINTA TERLARANG “pacaran” ataupun Hubungan Tanpa Status.


Berusaha sekuat mungkin untuk menjaga hati. Memperkuat iman kalaulah semua manusia bisa kubohongi dengan tampakan kesolehan yang kumiliki maka Allah satu-satunya Dzat yang tak mampu kukibuli. Dari situlah prosesi pertahanan diri semakin menguat, meskipun sesekali terpeleset dalam ayunan rasa kagum terhadap Mahluk Allah yang satu itu ^_^ xixixixix…


Menunggu,,,menunggu hasil dari pembuktian Dogma yang kupercaya sepenuh Hati.


Proses menungu itulah yang kemudian ditanggapi SALAH oleh kebanyakan orang seperti Si Manusia Pertama tadi.


Mereka tidak mengetahui bahwa di setiap sholatku dan doaku selalu tersisip pengharapan untuk segera dipertemukan dengan seorang lelaki yang jauh sebelum kelahiranku telah dituliskan namanya di Lauh Mahfudz


Sebagai sosok yang nantinya secara halal dapat menemaniku sepanjang hayat. Sebuah nama yang sebenarnya telah dipersiapkan Allah untuk menggenapi separuh DienQ. Proses menunggu itupun tidak berarti pasif. Terbilang sudah belasan kali mengalami proses “pencomblangan” oleh banyak orang. Namun toh memang yang muncul bukan “nama’ itu yang telah tertulis di Lauh Mahfudz.


Segala “sebab” yang membuat TIDAK berhasilnya proses pencomblangan itu semata-mata hanyalah sebuah “alasan” untuk mempertemukan jiwa dengan pasangan sebenarnya. Jadi argumentasi kemanusiaan tentang “pilih-pilih” atau ” pasang standar tinggi” itu semata HANYA argumentasi manusia yang berupaya untuk mengaburkan Campur Tangan dan HAK Preogratif dari ALLAH.


Bukankah ke-GAGAL-an itu adalah tindakan Allah untuk menempatkan kita pada tempat yang lebih baik….


Ke-GAGAL-an dalam proses menuju pernikahan sebenarnya hanyalah skenario Allah agar kita pun dapat bertemu dengan si pemilik separuh jiwa. Seperti sebuah puisi yang diungkapkan Ali bin Abi Thalib ketika Fathimah mulai dilamar satu per satu oleh sahabat Rosul…


Cinta tak pernah meminta untuk menanti.
Ia mengambil kesempatan.
Itulah keberanian.
Atau mempersilakan.
Yang ini pengorbanan.


Semua skenario hidup kita telah diatur dalam sebuah ” Sandiwara Langit ” dimana Allah adalah Sutradara yang mengatur segala episode dan cerita menurut keinginan-Nya,,, termasuk kisah CintaQ dan ANDA….


Jadi bersabarlah wahai Kawan,,,BELUM menikah bukan berarti bahwa Anda Jelek…xixixi


Saya mengutip sebuah judul tulisan dari seorang teman baru di forum yaitu ” Mungkin karena Saya Terlalu Tampan sehingga Wanita Tidak Ada yang Mau” wkwkwkwk..hahahaha…..ckckckckckck…


Kalimat itu jauuuuh lebih inspiratif daripada harus terpaku dan termenung memikirkan nasib diri yang belum menikah. Rasa pesimis mendapatkan yang terbaik sehingga siapapun dan dengan kondisi apapun siap diterima asalkan ada kesempatan. Itupun tidak terlalu baik….


Cukupkan diriMu dengan doa dan ikhtiar yang maksimal karena sesungguhnya jauh di luar sana ada seseorang yang terbaik sedang dipersiapkan untukmu untuk memenuhi takdir kebersamaan yang telah engkau jalani dengan proses yang bersih dan suci untuk menanti waktu yang tepat untuk dipertemukan denganMu sebagai jawaban dari segala doa-doamu kepada Sang Pemilik…..


Teruntuk Jiwa-Jiwa yang Merindui Cinta…


Ria Supratman


27 Februari 2011 ( 12.39 PM )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar