9 Feb 2011

1001 SOAL CINTA ...... BY . SAMUEL MULIA.......

Beginilah saya mengartikan cinta...


Cinta orang tua dan anak.


Karena saking cintanya, orang tua berhak menentukan pilihan pasangan hidup anaknya. Meski acapkali mengatakan. “ Saya serahkan semua kepada anak saya.” Orang tua seringkali menentukan masa depan anaknya karena mereka mungkin merasa wakil Tuhan di bumi. Tahu masa depan. Kalau pun mereka tak merasa wakil Tuhan di bumi, paling tidak sudah lebih lama hidup. Itu diartikan tahu segalanya tentang hidup. Itu semua karena saking cintanya pada anak.


Cinta orang tua pada anak juga berarti membiarkan anak tumbuh sendiri, belajar berpikir sendiri, mengajak mereka untuk berdikari sejak dini, tetapi nanti kalau si anak protes tentang orang tuanya. Maka orang tuanya akan berbicara. “ Elo nggak tahu kalau selama ini gue cari nafkah sendiri?” Ini saya nggak tahu apa karena saking cintanya atau mau-maunya orang tua.


Cinta Monyet.


Ini saya benar-benar nggak mengerti. Pertama, karena saya bukan monyet, dan kedua Anda pun bukan monyet. Maka saya heran kok bisa perumpamaannya dengan monyet, la wong kita ini manusia, dan yaaa... kok nggak ada yang tersinggung. Monyet itu bergelantung dari satu pohon ke pohon yang lain. Artinya, cinta monyet itu bukan untuk cinta yang tidak serius atau cinta sekedarnya saja. Cinta macam ini adalah untuk menunjukkan kalau seseorang itu gampang menyerah dalam memerjuangkan cintanya, dan kalau patah arang kemudian loncat ke lain hati.


Cinta Buta.


Menurut saya cinta tak pernah buta, tetapi bisa bikin buta. Dulu saya berpikir bahwa cinta itu hanya akan memberi efek euphoria, dan tak akan mendatangkan penderitaan macam makan tak enak tidur pun tak lelap. Bahkan bisa membuat saya menghabiskan nyawa sendiri. Maka karena buta lah, semuanya jadi gelap gulita. Itu mengapa saya dulu pernah jadi simpanan, karena tak bisa melihat apa-apa.


Waktu saya ditegur selama jadi simpanan, saya bilang begini. “ Cinta kan tak bisa dipaksa datangnya, dan tak bisa ditentukan kepada siapa saya jatuh cinta.” Karena buta lah sesuatu yang tidak benar, bisa dengan mudah saya benarkan


Cinta Uang.


Nah...ini yang sekarang sepertinya menjadi tren. Cinta macam begini adalah sebuah hubungan yang datang dengan membawa perhitungan cash flow dan laba rugi. Menghitung sebelum jatuh cinta. Seberapa banyak sasaran bisa saya poroti atau mendompleng ketenaran kalau saya pacaran sama si Anu.


Korbannya merasa tidak jadi korban, karena sejuta alasan terutama kesepian atau sudah lama tidak laku di pasaran. Tak jadi masalah diporotin asal semua orang tahu saya punya pacar, dan biarkan saja hanya saya yang tahu kalau pacar saya itu sama sekali tak mencintai saya, tetapi mencintai mobil mewah saya, lukisan saya, mencintai uang saya. Pembenaran itu selalu saja dianggap baik.


Cinta Segitiga.


Sebuah kondisi dimana seseorang seperti peribahasa sekali dayung dua tiga pulau terlampaui. Jadi seseorang menabur cinta di tiga tempat berbeda dalam waktu bersamaan. Di Singapura dari hari Senin sampai Rebo dengan si A, maka si B menyusul ke kota yang sama, dari hari Kamis hingga Sabtu. Minggu pagi pulang ke Jakarta, sore dah-nek, dah-nek di apartemen mewah si C di bilangan segitiga emas.


Love for Sale.


Ini tak bedanya dengan pelacur, meski mereka yang melakoni merasa berbeda. Mereka yang saya maksud adalah sosok yang sering saya temui ada dalam lingkup yang jauh dari kemesuman. Mereka bersedia menjadi pasangan untuk sementara waktu, hanya untuk sebuah tujuan tertentu. Mereka merasa menjual cinta sesaat itu menakjubkan. Ada yang memasang tarif berdasarkan sosok korbannya. Kalau tante tua jelek lima ribu dollar. Kalau tua tapi masih cantik bisa dua ribu. Tetapi tidak ada yang cuma-cuma. Sejujurnya penjelasan pada butir enam ini tak berbeda jauh dengan butir empat. Kalau butir enam terang-terangan menjadi penjaja cinta, kalau butir empat masih ada setetes cinta.


Butir empat itu yang pernah saya jalani. Saya hanya mencintai dua puluh persen saja, saya hanya ingin menikmati rasa cintanya pada saya dalam bentuk ikat pinggang berinisial H yang diberikan pada saat saat tertentu. Saya menikmati jam tangan merk B yang diberikannya saat saya berulang tahun. Sekali waktu saya pernah merekap semua barang-barang bermerk itu. Saya malu sendiri semuanya hanya berasal dari cinta yang dua puluh persen, dan lendir sebanyak delapan puluh persen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar